KARAWANG, Jabartime.com – Upaya memperkenalkan dunia energi kepada generasi muda terus diperluas Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Bersama Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang, perusahaan migas lepas pantai itu menggelar Sosialisasi Industri Hulu Migas yang diikuti ratusan mahasiswa dan dosen, Rabu (12/11/25).
Kegiatan sosialisasi ini dikemas dalam bentuk diskusi panel yang menghadirkan pemateri dari SKK Migas dan PHE ONWJ. Sekitar 150 peserta antusias mengikuti pemaparan terkait industri migas nasional hingga peluang pengembangan kompetensi mahasiswa.
Arief Hermawan dari Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas membuka sesi diskusi dengan memberikan pengenalan tentang industri hulu migas di Indonesia. Ia menjelaskan peran strategis sektor migas dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, turut memaparkan proses bisnis serta operasi kompleks yang dijalankan perusahaan. Diskusi dipandu Officer Comrel & CID PHE ONWJ, Muhammad Aditya Julianto.
Sementara Manager HCBP Pertamina Regional Jawa, Muhammad Indra Kusumah, menerangkan program kerja praktik (KP) dan tugas akhir (TA) yang dapat diikuti mahasiswa di lingkungan Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa.
Kegiatan ini dirancang untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai operasi migas lepas pantai PHE ONWJ sekaligus membuka ruang kolaborasi dalam pengembangan kompetensi.
Head of Communication, Relations, & CID PHE ONWJ, R. Ery Ridwan, menegaskan bahwa kegiatan tersebut menjadi jembatan antara dunia pendidikan dan dunia industri.
“Hari ini kami hadir untuk menjembatani dua dunia yang krusial, yaitu dunia akademik yang mengasah gagasan, dan industri hulu migas sebagai urat nadi energi negeri,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa PHE ONWJ mengemban tugas besar menjaga ketahanan energi nasional, yang membutuhkan inovasi dari generasi muda.
“Kami tidak hanya datang untuk sosialisasi, tapi juga mengajak kolaborasi. Kami butuh pemikiran baru dan semangat kolaboratif dari mahasiswa,” tambahnya.
GM PHE ONWJ Muzwir Wiratama kemudian memaparkan skala operasi perusahaan yang mengelola lebih dari 221 anjungan lepas pantai serta jaringan pipa bawah laut sepanjang 2.125 kilometer. Infrastruktur tersebut puluhan tahun memasok kebutuhan energi nasional, termasuk untuk PLN dan industri pupuk.
Wira menekankan bahwa operasi migas kini harus selaras dengan prinsip keberlanjutan.
“Operasi lepas pantai mendukung keberlanjutan energi dan lingkungan bukan sekadar slogan, tapi DNA kami. PHE ONWJ berkomitmen menyukseskan agenda dekarbonisasi dan target Net Zero Emission 2030,” tegasnya.
Beberapa program dekarbonisasi telah dijalankan, mulai dari pemasangan 864 panel surya, efisiensi energi kapal operasional, hingga inovasi pemanfaatan gas flare menjadi energi melalui teknologi ejector di Anjungan Bravo dan Zulu Mini Compressor.
Di sisi lain, keberlanjutan lingkungan juga diwujudkan melalui program TJSL berbasis alam seperti JAM PASIR, yang memanfaatkan 19.100 ban bekas menjadi pemecah ombak (APPOSTRAPS). Program ini berhasil menciptakan daratan baru seluas 3,62 hektare dan melindungi Desa Sukajaya, Karawang, dari ancaman abrasi.
Wira juga mendorong mahasiswa UBP Karawang melihat langsung tantangan industri migas ke depan, termasuk pengembangan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
“Semua inovasi ini membutuhkan talenta adaptif dan kolaboratif. Kami membuka pintu bagi mahasiswa UBP untuk berkontribusi,” tandasnya.
Rektor UBP Karawang, Prof. Dedi Mulyadi, SE., MM., menyampaikan apresiasinya. Ia mengatakan bahwa paparan langsung dari SKK Migas dan PHE ONWJ memberikan wawasan yang tidak didapatkan di ruang kuliah.
“Mahasiswa jadi memahami operasional SKK Migas dan PHE ONWJ hingga aspek ramah lingkungannya,” ujarnya.
Ia berharap kerja sama dapat diperluas, terutama terkait magang, kerja praktik, dan peluang rekrutmen bagi alumni.
“Informasi seperti ini memotivasi mahasiswa untuk lebih siap memasuki dunia kerja,” kata Prof. Dedi.





