KARAWANG, Jabartime.com – Sebanyak 45 siswa SDN Mekarjati 2 menerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang disalurkan langsung oleh Wakil Ketua DPRD Karawang, Dian Fahrud Jaman, Rabu (16/7/2025). Bantuan ini merupakan hasil aspirasi dari Wakil DPR RI, Saan Mustofa.
“Kami serahkan langsung bantuan kepada siswa dan orang tua agar tepat sasaran,” ujar Dian.
Selain dana PIP, Dian juga membagikan paket buku tulis, makanan berat, dan susu kotak kepada seluruh siswa yang hadir.
Menurutnya, bantuan ini merupakan bagian dari upaya meringankan beban orang tua, khususnya di awal tahun ajaran baru.
“Tahun ini, total ada 12 sekolah di Karawang dari jenjang SD hingga SMA yang akan menerima bantuan serupa. Bantuan seperti ini sangat dibutuhkan dan disalurkan rutin setiap tahun,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Kepala SDN Mekarjati 2, Sodikin Hasan, menyampaikan apresiasi atas penyaluran langsung bantuan oleh anggota dewan. Ia menilai hal ini penting untuk menjaga transparansi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
“Alhamdulillah, tahap ini ada sebanyak 45 siswa kami yang menerima PIP. Kami ucapkan terima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan, khususnya dari para dewan,” kata Sodikin.
Lebih lanjut, Sodikin mengungkapkan bahwa SDN Mekarjati 2 saat ini sedang berjuang menuju predikat Sekolah Adiwiyata tingkat nasional, meskipun masih banyak keterbatasan.
“Sekolah kami sedang menuju ke tingkat nasional sebagai sekolah Adiwiyata. Namun kami sadar masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kami mohon dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,” ujarnya.
Ia juga berharap pihak sekolah bisa difasilitasi untuk melakukan studi banding ke sekolah lain yang telah lebih dulu meraih Adiwiyata nasional.
“Kami sudah sampai ke tingkat provinsi, bahkan semua pencapaian ini dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dana khusus. Maka dari itu kami sangat menghargai bantuan seperti ini, karena masyarakat bisa melihat langsung peruntukannya secara jelas,” lanjut Sodikin.
Mengenai jumlah penerima PIP, Sodikin menyebutkan bahwa data tersebut bersifat dinamis dan biasanya dikelola oleh bagian operator sekolah.
“Yang tahu pasti itu OPS, karena kadang ada yang nyusul. Contohnya, kelas 6 sebelumnya hanya dua orang, sekarang jadi 10 orang. Jadi total yang menerima tahap pertama ini ada 45 siswa. Nanti akan ada kelanjutannya,” pungkasnya.





