KARAWANG, JABARTIME.COM – Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang, Didin Sirojudin, Soroti 2 permalasahan di sektor pendidikan yakni ketimpangan dalam fasilitas pendidikan dan minimnya gaji guru honorer.
ketimpangan dalam fasilitas pendidikan. Di sejumlah daerah Karawang, khususnya pelosok, banyak sekolah masih kekurangan sarana dan prasarana memadai. Bahkan, tidak sedikit siswa harus belajar di bawah ancaman bangunan sekolah yang rawan ambruk atau bocor saat musim hujan.
“Banyak anak-anak tidak bisa melanjutkan sekolah hanya karena alasan biaya. Artinya, masih ada kesenjangan yang nyata dalam sistem pendidikan kita. Untuk mendapatkan pendidikan yang layak, harus membayar biaya yang tidak murah,” ujarnya, Jumat (02/04/2025).
Ia juga mengatakan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia saat ini masih menghadapi banyak tantangan mendasar. Salah satunya adalah masih rendahnya kesejahteraan guru honorer.
“Masih banyak guru honorer yang hanya menerima gaji antara Rp80 ribu sampai Rp200 ribu per bulan. Ini jelas tidak layak untuk profesi sebesar dan sepenting guru,” tegas Didin.
Didin juga menegaskan bahwa persoalan-persoalan tersebut tidak bisa dibiarkan dan harus menjadi perhatian serius semua pihak.
“Ini tugas bersama. Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dalam membenahi sektor pendidikan, karena ini menyangkut masa depan bangsa,” tambahnya.
Hal ini di bahas berbarengan dengan momentum hari pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 yang sekaligus dijadikan ajang evaluasi menyeluruh terhadap kualitas dan pemerataan pendidikan.
Momentum Hardiknas, menurut Didin, adalah waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi besar-besaran terhadap sistem pendidikan.
“Hardiknas bukan sekadar seremonial. Ini harus jadi momen refleksi dan aksi nyata untuk memperbaiki pendidikan kita,” tegasnya lagi.
Atas hal tersebut ia mendorong agar setiap level pemerintahan mampu mengevaluasi dan mempercepat pembenahan di sektor pendidikan, demi mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh anak bangsa.





