Karawang Mulai Terapkan Masjid Ramah Anak, Masjid Besar Didorong Jadi Pionir

Wakil Ketua DMI, KH Djafar Sidik Abu Bakar. (Foto: Jabartime.com/Yogi Kurnia)

KARAWANG, Jabartime.com – Masjid kini tak lagi hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga ruang tumbuh bagi anak-anak. Di Karawang, konsep Masjid Ramah Anak mulai diimplementasikan secara aktif, sebagai bagian dari komitmen membentuk generasi berakhlak sejak dini.

Salah satu pelopor program ini adalah Masjid A’im Matil Mustahidin di Desa Lemahabang, Kecamatan Lemahabang. Inisiatif ini digerakkan oleh Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Djafar Sidik Abu Bakar, yang juga merupakan tokoh agama setempat.

Read More

Menurutnya, gagasan Masjid Ramah Anak tidak lahir dari kasus pelanggaran atau kekerasan, tetapi dari kesadaran kolektif untuk menjadikan masjid sebagai tempat yang edukatif, nyaman, dan membina karakter anak sejak dini.

“Alhamdulillah, tidak ada kasus kekerasan anak di masjid kami. Tapi kami sadar pentingnya mendidik anak dengan ilmu dan akhlak secara seimbang sejak kecil,” ujarnya, Rabu (04/06/25).

Konsep masjid ramah anak sebenarnya sudah digaungkan DMI sejak beberapa tahun lalu dan sempat menjadi ajang lomba tingkat provinsi.

Namun, tahun ini gerakan tersebut diperkuat dengan penugasan resmi dari Pemerintah Kabupaten Karawang, yang mendorong masjid-masjid besar menjadi pionir pelaksanaannya.

“Tahun ini ada penugasan langsung dari pemerintah kabupaten. Tapi dari dulu DMI sudah konsisten mendorong ini. Sekarang tinggal realisasinya,” lanjutnya.

KH Djafar menjelaskan bahwa masjid ramah anak harus dilengkapi fasilitas yang mendukung kebutuhan anak secara fisik, mental, dan spiritual. Di antaranya ruang edukasi, area bermain yang aman, hingga program keilmuan yang disesuaikan dengan usia.

“Masjid harus jadi rumah kedua. Anak-anak harus merasa betah dan dekat secara emosional dengan masjid,” ucapnya.

Program ini terbuka bagi semua kalangan, tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, atau ekonomi. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam menciptakan ruang ibadah yang inklusif dan mendukung karakter anak-anak.

“Anak-anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya orang tua dan guru. Masjid sebagai lembaga keagamaan juga harus ambil peran,” tegasnya.

Gerakan Masjid Ramah Anak menjadi bagian dari upaya mewujudkan Kabupaten Karawang sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA). Masjid, menurut KH Djafar, memegang peran penting dalam membangun akhlak dan spiritualitas generasi muda.

“Ilmu tanpa akhlak akan pincang. Itu sebabnya masjid harus jadi tempat penanaman nilai-nilai ini sejak dini,” tutupnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *